Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si menyatakan dukungan untuk
penyelenggaraan Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI (KMAN VI) yang akan
dilangsungkan di Papua pada Oktober 2022. Hal itu disampaikannya dalam satu
pertemuan bertema “Forum Kepala Daerah se-Tanah Tabi dengan Pengurus Dewan Adat
Wilayah Tabi dan Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)”, Senin, 22
November 2021.
“Ini akan menjadi pelangi yang indah di Tanah Tabi. Tanah Tabi akan jadi tuan rumah bagi
seluruh Masyarakat Adat di Nusantara. Akan ada 7.000-10.000 Masyarakat Adat dari
seluruh Nusantara yang datang ke Tanah Tabi,” ujar Mathius Awoitauw yang juga
merupakan ketua panitia KMAN VI.
Ia menambahkan bahwa acara ini berbeda dengan PON yang digelar oleh pemerintah.
Kongres Masyarakat Adat Nusanrata VI dibuat oleh Masyarakat Adat dan semuanya akan
menginap di kampung-kampung, akan membuat sarasehan-sarasehan di dalam kongres.
“Kita harus bersatu dan kompak karena ini adalah persembahan luar biasa bagi
Masyarakat Adat di Tanah Tabi. Kita akan sambut saudara-saudara kita, dan nanti
sepulangnya dari Tanah Tabi akan membawa cerita yang baik dari kita,” sambungnya.
Bupati menyatakan akan mengambil langkah-langkah segera untuk mensukseskan
Kongres Masyarakat Adat Nusanrata VI. Ia akan meminta dukungan dari pemda-pemda
untuk kongres, baik berupa dana maupun tenaga sebagai panitia.
Dukungan serupa juga dinyatakan oleh berbagai komunitas Masyarakat Adat di Papua
dan perwakilan DPRD yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusanrata (AMAN) yang hadir
memenuhi undangan Bupati Jayapura, dalam sambutannya menyatakan terima kasih
kepada Masyarakat Adat di Tanah Tabi yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan
Kongres Masyarakat Adat VI.
“Kita akan menerima saudara-saudara kita, bukan tamu, tapi saudara. Para tetua adat dari
seluruh nusantara akan hadir. Perempuan-perempuan adat, pemuda adat, akan datang ke
Tanah Tabi. Begitu pula yang datang juga akan datang layaknya sedang mengunjungi
saudara, bukan datang sebagai tamu,” ucapnya.
Menurutnya yang khas dari setiap kongres adalah makanan. Apa yang dimakan oleh
Masyarakat Adat di Tanah Tabi sehari-hari, akan menjadi menu yang dimakan oleh
peserta Kongres dari seluruh Nusanrata. “Semua harus dari Tanah Tabi. Kita bisa
mengambil dari luar jika tidak ada di Tanah Tabi, tapi saya yakin semua kebutuhan pangan
ada di Tanah Tabi,” sambungnya.
Baginya, kado terindah dari Kongres Masyarakat Adat VI adalah lahirnya perda-perda di
Papua yang mengakui keberadaan Masyarakat Adat, adanya peta-peta wilayah adat, dan
pembangunan di Papua yang berbasikan adat. “Itu yang ingin kita terima sebagai hadiah
penyelenggaraan Kongres Masyarakat Adat VI,” tutupnya.
Selain bertemu dengan Bupati Jayapura, sedianya Pengurus Besar AMAN juga akan
melakukan kunjungan ke berbagai lembaga pemerintah di Papua seperti Gubernur Papua,
Dewan Adat Papua, hingga bertemu dengan Majelis Rakyat Papua.